Jakarta (ANTARA News) - "Dan orang-orang yang beriman serta anak cucu
mereka yang mengikutinya dalam keimanan, kami akan kumpulkan (di Surga)
bersama anak-cucu mereka" QS At-Thuur : 21.
Pada suatu
kesempatan, Nabi saw menasihati putri kesayangan beliau yang bernama
Fathimah. "Wahai Fathimah binti Muhammad, beramallah untuk bekal
(akhirat)-mu. Karena aku (Nabi saw) tidak akan bisa menolong engkau
sedikitpun di akhirat nanti," tegas Rasulullah saw.
"Subhaanallah,"
begitulah nasihat Nabi saw untuk Fathimah. Dan memang orangtua tidak
dapat memberikan garansi kepada anak-anaknya, kecuali sang anak mau
berupaya menggapai surga itu.
Perhatikanlah apa yang terjadi pada
Nabi Nuh as. Beliau berpisah dengan sang anak, lantaran si anak tidak
mau mengikutinya beriman. Bahkan ketika air banjir bandang datang,
ketika sang anak timbul tenggelam dipermainkan gelombang air bah,
sebagai ayah, Nuh as tidak tega melihatnya. Dan diapun berdoa:
"Ya Rabbi, itu anakku adalah keluargaku. Sungguh janji Engkau benar, dan hanya Engkau Hakim yang Maha Adil," pinta Nuh as.
Allah
swt menjawab: "Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah tergolong
keluargamu, karena dia tidak beramal sholeh. Maka janganlah engkau
meminta kepadaKu sesuatu yang engkau tidak mengetahuinya,".
Ternyata,
sekalipun itu adalah anak kandung nabi Nuh as, namun jika dia tidak
beriman, maka Allah swt mengatakan bahwa anak itu bukanlah termasuk
anggota keluarganya.
Di samping usaha keras untuk mendidik dan
mengarahkan tanggung jawab kita, anak-anak tercinta bersama isteri, agar
kelak dapat berkumpul di surga Allah, maka janganlah lupa berdoa untuk
meraih kebahagiaan tersebut.
Karena sesungguhnya kebahagiaan
hakiki itu adalah, tatkala kita bisa berkumpul dengan keluarga dalam
keadaan beriman dan bertakwa saat di dunia, kemudian berhasil pula
berkumpul kembali di surga Allah swt kelak. Semoga saja kita bisa
meraihnya.
Namun ingatlah akan Hadits Nabis saw: "Nanti di hari
Kiamat, seseorang suami diseret ke tengah-tengah Padang Mahsyar.
Bergelayutan isteri dan anak-anaknya di lengan kanan dan lengan
kirinya,".
Ketika dihisab, ternyata sang suami bisa masuk surga,
lantaran amalnya cukup. Sementara sang isteri dan anak-anaknya
dinyatakan masuk neraka, lantaran kurang amal saat di dunia.
Lalu
sang isteri berkata: "Ya Allah, demi keadilan Engkau. Saya dinikahi dan
dipergauli, tapi saya tidak diajari Islam yang saya tidak mengerti.
Ambil hak kami dari laki-laki ini," ujar isterinya sambil
menunjuk-nunjuk suaminya.
Lalu anak-anaknyapun protes: "Ya Allah,
demi keadilan Engkau. Saya dinafkahi dan diberi harta, tapi saya tidak
diajari Islam yang saya tidak mengerti. Ambil hak kami dari ayah kami
ini," ujar anak-anaknya.
Akhirnya, semua keluarga itu dimasukkan ke dalam neraka. "Nau’dzubillahi min dzalik".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar